Belajar Parenting dan Women Empowerement dari Under The Queen´s Umbrella

Belajar Parenting dan Women Empowerement dari Under The Queen´s Umbrella

Pas lagi menyelesaikan tulisan ini, aku sambil dengerin podcast DenSu sama seorang perempuan yang lagi viral karena diselingkuhi suami sama ibu kandungnya. Berita ini viraaall banget akhir-akhir ini. Baca dan dengarnya antara miris dan juga menjijikkan, apalagi ini melibatkan ibu sebagai pihak ketiga.

Well, ibu tuh di mataku sebagai sosok yang mulia. Banyak lagu, puisi, cerita, drama, dan banyak hal lain yang menggambarkan sosok ibu adalah sosok yang dijunjung tinggi. Bahkan di Piala Dunia kemarin, sosok ibu jadi pusat perhatian ketika Timnas Maroko berkali-kali menang dari negara yang dijagokan. Atau Kasus Brigadir J yang kasusnya jadi terbuka terang salah satunya karena salah satu faktornya adalah doa ibunya yang terdengar sampai ke langit.

Semulia dan berpengaruh itu seorang ibu. Doanya bahkan bisa sampai ke langit. Makanya ketika ada kasus viral di mana ibu mertua berselingkuh sama menantu, rasanya marah banget karena posisi ibu yang mulia jadi jatuh ke lubang hina. Padahal sosok ibu adalah tempat yang paling nyaman untuk anak, tempat berlindung, tempat anak-anak pulang kembali saat dunia sedang tidak bersahabat dengan kita, kayak di drama yang satu ini, Under The Queen´s Umbrella.

Sinopsis Under The Queen´s Umbrella

Drama: Under The Queen’s Umbrella (English title) / The Queen’s Umbrella
Revised romanization: Shuroop
Hangul: 슈룹
Director: Kim Hyeong-Sik
Writer: Park Ba-Ra
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: October 15 – December 4, 2022
Runtime: Sat. & Sun. 21:10
Language: Korean
Country: South Korea

Kehidupan Ratu Hwaryeong (Kim Hye Soo) di zaman Joseon sangatlah sibuk dan padat. Jangan karena menjadi ratu, dia bisa berleha-leha dilayani oleh dayang setiap hari. Tidak! Tiap hari dia harus berjibaku dengan banyak orang dan masalah di sekitarnya. Ya mengurusi masalah operasional kerajaan sampai berkoordinasi dengan para selir raja.

Empat orang anaknya yang merupakan Pangeran Agung dilabeli berandalan di kerajaan. Pangeran Seongnam (Moon Sang Min) putra keduanya merupakan pribadi yang suka melawan. Pangeran Muan (Yoon Sang Hyeon) adalah sosok yang suka main perempuan. Pangeran Gyeoseong (Yoo Seon Ho) walaupun penurut dan rajin belajar tapi punya sisi terpendam yang fatal jika diketahui pihak kerajaan. Sementara Pangeran Ilyeong (Park Ha Joon) adalah si anak terakhir yang malas dan susah diatur.

Putra Mahkota yang merupakan anak kebanggaan Ratu adalah anak pertamanya. Sayangnya, sang Putra Mahkota meninggal di usia muda dan menyisakan berbagai keganjilan. Di sisi lain, para menteri kerajaan menganggap pewaris agung yang merupakan anak Putra Mahkota belum layak duduk di tahta karena masih terlalu kecil. Karena itulah mereka mengusulkan adanya taekhyon, semacam seleksi pemilihan Putra Mahkota yang diikuti oleh para Pangeran dan Pangeran Agung di kerajaan.

Berjalannya taekhyon satu per satu menunjukkan siapa saja yang haus kekuasaan. Ditambah lagi politik kerajaan yang kotor yang melibatkan para menteri, Ibu Suri, dan selir membuat taekhyon dipenuhi dengan berbagai kecurangan. Kecurangan ini hingga membuat nyawa para Pangeran Agung yang notabene anak Ratu pun terancam. Taekhyon pula yang pada akhirnya perlahan membuka penyebab kematian Putra Mahkota saat itu dan Putra Mahkota Taein yang menjabat sebagai PM sebelumnya.

Bisakah Ratu tetap melindungi anak-anaknya sementara banyak pihak yang ingin menjatuhkan tahtanya? Lalu bisakah ia menemukan penyebab kematian para Putra Mahkota sementara banyak petinggi istana yang terlibat dalam kasus tersebut?

Review Under The Queen´s Umbrella

Sebelum aku review lebih lanjut drama ini, satu kata untuk dramanya adalah: apik.

Dramanya bagus, akting pemainnya oke, plotnya tertata dengan baik, pesannya ngena, bahkan endingnya pun apik banget. Boleh dibilang buatku Under The Queen Umbrella ini jadi salah satu drama terbaik 2022 karena banyak aspeknya sangat oke.

Awalnya kukira drama ini akan kayak Sky Castle tapi zaman Joseon karena aku lihat trailer dan baca komentar para netizen, katanya dramanya tentang persaingan orang tua dan anak dalam mengenyam pendidikan di zaman Joseon. Dan awalnya pula kukira Kim Hye Soo akan jadi peran antagonis kayak Kim Seo Hyung di Sky Castle, tapi ternyata bedaaaa jauh. Mama Ratu tuh jadi sosok yang dikagumi di jagad drakor 2022 ini.

Kim Hye Soo adalah pusat perhatian drama ini. Dia selain sebagai tokoh utama juga nyawa yang membuat dramanya lebih hidup. Tokohnya dihidupkan dengan sangat apik oleh artis berusia 50 tahunan ini. Mama ratu adalah gambaran wanita Joseon tapi berpikiran maju dan terbuka. Akting Kim Hye Soo emang nggak perlu diragukan lagi. Gesture, mimik muka, semuanya jagoan deh. Akting sekelas Baeksang gitu lho. Yang aku heraan cuma 1, itu wajah Kim Hye Soo kan glowing banget ya, di zaman Joseon, ratu seglowing itu juga kan penampilannya?

Artis veteran sekelas Baeksang disandingkan dengan lawan main yang masih rookie emang kadang suka jomplang. Ini apalagi yang main jadi anak-anak ratu bahkan masih ada yang baru debut drama, jadi maklumi aja kalau aktingnya belum bisa menyeimbangkan. Tapi buatku ini sudah lumayan banget kok aktingnya.

Selain aktingnya sebagai Ratu, yang aku suka tuh mimik wajahnya kalau sudah ada adegan tertentu. Yang paling sering dan terlihat adalah alis Ratu kalau anaknya udah berbuat onar, terutama Muan, udah pasti gerak-gerak naik, wkwk. Selain itu, hanboknya Ratu juga bagus-bagus banget warnanya. Walaupun kadang gonjreng dan kontras antara atasan dan bawahan, tapi enak aja gitu dipandangnya.

Ratu ini sebenarnya punya 5 anak dengan karakter yang berbeda, tapi di drama ini yang di-highlight cuma 3 karena emang yang paling menonjol karakteristiknya 3 anak ini.

Moon Sang Min, si ganteng

Pangeran Agung Seongnam (Moon Sang Min) adalah anak kedua Ratu Hwaryeong dan raja. Ia adalah sosok yang rebel terhadap kehidupan kerajaan tapi sayang banget sama ibu serta adik-adiknya. Btw, Moon Sang Min ini ganteng banget ya dan tinggi. Sayangnya, pas pakai baju Putera Mahkota kok menurutku nggak keluar auranya. Malahan Bae In Hyuk yang cuma tampil sampai episode 5 justru mencuri perhatian. Aura Bae In Hyuk lebih kelihatan keluar saat jadi Putra Mahkota. Maap ya para selir online Seongnam, wkwkwk.

Bae In Hyuk jadi PM yang sakit-sakitan, kerjaannya tiduran muluk, wkwk
Yoon Sang Hyeon, jadi Muan si fucek boy

Pangeran Agung Muan (Yoon Sang Hyeon) adalah pangeran yang suka bikin Ratu geleng-geleng kepala sama kelakuannya. Dia juga yang sifatnya sama persis bapaknya, doyan cewek. Pangeran Muan ini karakternya mata keranjang, suka main cewek, dan pengennya kawin muluk. Entah kenapa, tim dramanya kok bisa pas banget sih nyari talent-nya karena Sang Hyeon ini mukanya pas banget, ya tengil-tengilnya sama centilnya. Padahal katanya ini debut dramanya dia lho.

Yoo Seon Ho, si pelangi yang wajahnya bisa cantik bisa ganteng

Pangeran Agung Gyeoseong (Yoo Seon Ho) adalah anak keempat ratu dan yang punya karakter paling rajin belajar di istana. Ia berbakat, namun di balik sifat tertutupnya ternyata ia memiliki sisi lain yang berbeda dan dianggap aib di kehidupan istana. Dari semua pangeran agung yang aku lihat bagus aktingnya sih Yoo Seon Ho ini. Apalagi pas dia ngamuk gegara tempat persembunyiannya dibakar sama emaknya.

Sementara Pangeran Agung Ilyeong (Park Ha Joon) dikenal sebagai anak bungsu yang malas dan jago ilmu perbintangan. Dia tertarik sama sains tapi suka nyeleneh. Pangeran agung yang juga anak bungsu ini nggak terlalu dibahas banget sih. Makanya karakternya nggak begitu menonjol.

Selain soal kisah Ratu, yang menonjol juga kisah Pangeran Agung Seongnam yang jadi Putra Mahkota dan istrinya, Yoon Chung Ha. Alih-alih kebaperan sama kisah cinta Seongnam-Chung Ha, aku justru biasa aja sama kisah cinta mereka. Dan emang porsi kisah mereka bagus dikit aja karena ini cerita intinya adalah soal ratu. Kisahnya jadi semacam bumbu romantis di drama ini.

Overall, aku suka banget sama dramanya. Semuanya nyaris sempurna, ya plot, akting, pemain, pengambilan gambar, sampai pesan yang tersisip di dalamnya. Banyak scene-scene yang dibingkai dengan indah di drama ini. Namun, untuk beberapa pengambilan gambar kayak scene pas raja sendiri trus pengambilan gambarnya jadi dibolak-balik, malah bikin aku mumet lihatnya. Itu aja sih, selain itu udah oke.

Ada banyak banget pelajaran hidup tentang ibu di drama ini. Apalagi Ratu Hwaryeong digambarkan sebagai seorang perempuan yang multitasking. Ya ngurus anak, suami, para selir, domestik kerajaan, mikirin siasat politik, sampai gimana cara melawan ibu mertuanya yang jahanam banget deh. Tapi, ada banyak hal yang aku lihat dari sudut pandangku sebagai seorang ibu, yang tentunya bisa jadi bahan perenungan juga.

1. Naluri ibu selalu melindungi anaknya

Beberapa kali anak ratu nyawanya terancam terutama saat taekhyon. Pangeran Agung Seongnam yang diserang para bandit trus Pangerang Agung Gyeoseong yang dijebak dan mau direkayasa bunuh diri, secara nggak langsung diselamatkan sama ratu. Walaupun anak di mana dan ibu di mana, tapi Ratu tetap memantau agar nyawa mereka tetap selamat.

Jadi ingat kan pameo walaupun harus bertaruh nyawa, ibu akan menyelamatkan anaknya. Itulah kisah yang diibaratkan sama Ratu di drama ini. Buatku yang juga seorang ibu, jangankan orang lain yang mau menyakiti anak, nyamuk pun kalau bisa nggak boleh menyentuh anakku.

2. Seburuk-buruknya anak, ibu adalah tempat kembali

Ingat kan saat Pangeran Agung Gyeoseong ketahuan kalau dia suka dandan jadi cewek? Nah saat Ratu udah tahu, dia justru merangkul Gyeoseong yang punya sesuatu yang dianggap aib. Mengesampingkan kelakuan Gyeoseong yang emang dirasa menyimpang, Ratu justru merangkulnya dan ngasih nasihat kalau setiap orang punya sisi lain sendiri tapi nggak semua sisi itu harus diketahui orang lain.

Dari sini aku bisa mengambil pelajaran kalau sebagai ibu pasti hancur banget melihat anak yang melakukan sesuatu yang menyimpang atau aib, tapi Ratu berusaha berkepala dingin, menasihati, dan menerima anaknya. Hanya saja, ada pesan bahwa sebagaimanapun buruknya sisi kehidupan yang kamu miliki, ibu selalu bisa jadi tempat untuk kembali. Terutama kalau lelah atau dunia nggak berpihak padamu.

Ini juga yang dialami sama Pangeran Muan. Saat dia kalang kabut karena ternyata ketahuan punya anak sama gadis biasa. Tempat dia kembali ya kemana lagi selain sama Ratu. Walaupun Ratu sempat geleng-geleng kepala sama anaknya yang satu ini, tapi dia juga jadi sosok yang tampil jadi garda paling depan sebagai pelindung anaknya jika ada pihak yang ingin menyinggung atau menyakiti sang buah hati. Sebegitunya emang seorang ibu.

3. Naluri ibu selalu melakukan yang terbaik untuk anaknya

Pernah dengar nggak war soal ibu bekerja vs SAHM (stay at home mom) atau ASI vs sufor dan berbagai war lainnya soal ibu dan anak? Perdebatan itu nggak akan ada habisnya. Menurutku, tidak ada sisi yang salah atau benar karena aku yakin yang para ibu lakukan itu adalah demi kebaikan buat anak-anaknya walaupun kadang caranya dipahami berbeda dari kebenaran di masyarakat.

Kayak kisah Pangeran Bogeum dan ibunya. Karena ibunya berasal dari kalangan rendahan, maka ia siap melakukan apapun agar Pangeran Bogeum yang memang terkenal pintar untuk bisa jadi raja. Dari kacamataku sebagai seorang ibu, apa yang dilakukan Selir Tae hanyalah ibu yang menginginkan yang terbaik sama anaknya. Hanya saja, langkah yang dilakukannya memang menyalahi aturan.

4. Anak bukan alat untuk mewujudkan ambisi ibu

Ingat kan kisah Pangeran Simso yang udah kepayahan banget ikut taekhyon tapi pas balik ke istana malah diusir sama ibunya karena ibunya berambisi dia jadi Putra Mahkota? Sampai akhirnya, Pangeran Simso mencoba buat bunuh diri karena hatinya sakit mendengar kata-kata ibunya. Well, dari sini bisa diambil pelajaran bahwa anak tuh bukan alat orang tua untuk mencapai tujuan.

Ambisi ibu yang tidak terwujud, janganlah dipaksakan dan dilampiaskan ke anak. Iya kalau anaknya mau, kalau nggak kan bisa tersiksa meskipun dengan embel-embel ini yang terbaik buat anak. Anak nggak harus jadi kebanggaan orang tua, yang paling penting adalah anak harus bangga dengan dirinya sendiri.

5. Trauma anak akan membekas panjang dan bisa berdampak buruk

Masih dari kisah Pangeran Simso. Nih emaknya emang jadi contoh bad parent atau kalau zaman now itu toxic parenting karena kata-katanya. Kata-kata atau bahkan perlakuan buruk ibu ke anaknya tuh bisa tersimpan di memori anak dan menimbulkan trauma atau luka mendalam berkepanjangan. Salah-salah, mental anak jadi down atau rusak.

Dari sini aku jadi mengambil pelajaran harus hati-hati banget dalam bertindak dan berkata-kata pada anak. Takutnya anak tumbuh dengan berbagai trauma. Anak yang tumbuh dengan banyak trauma, which is kayak aku, tuh nggak enak banget. Personality dan mentalnya saat udah beranjak dewasa tuh nggak karu-karuan karena masih ada luka batin pengasuhan yang tertinggal.

6. Hormat dan berbakti pada ibu terutama di saat-saat terberatnya

Pas aku lagi ngetik ini, lagi viral juga kisah Ibu Eny yang depresi dan Tiko anak satu-satunya yang merawatnya belasan tahun di rumah tanpa air dan listrik. Melihat cuplikan kisahnya, dia terlihat berbakti banget sama ibunya meski sang ibu bisa dibilang sedang tidak baik-baik saja alias gila.

Seperti itulah yang dilakukan Pangeran Uiseong pada ibunya. Walaupun Pangeran Uiseong dianggap jahat, licik, suka main curang, ambisius, dan menghalalkan segala cara tapi ketika sang ibu sakit mental dan diasingkan, dia jadi orang terakhir yang selalu ada sama ibunya. Uiseong kelihatan sayang banget sama sang ibu walaupun ibunya depresi.

Itu dia beberapa pelajaran yang bisa aku ambil dari drama ini. Sebenarnya masih banyak pelajaran sama parenting dan woman empowerment dari drama ini tapi aku capek ngetiknya, wkwk. Tonton sendiri aja dramanya dan nikmati kelucuan serta momen ibu dan anak yang ada di dalamnya. Ada banyak scene bawang apalagi kalau dilihat dari sudut pandang aku sebagai seorang ibu.

S0, sehebat atau seburuk apapun kamu seorang anak, ibu adalah tempat ternyaman untukmu kembali. Selamat menonton drama ini dan menikmati seperti apa kehidupan ibu yang multitasking.

1 Comment
Previous Post
Next Post