Dalam suatu webinar parenting yang pernah aku ikuti, seorang psikolog anak mengatakan masa emas pertumbuhan anak adalah usia 1-5 tahunan. Apabila kita sering ngegas atau berteriak ke anak di masa-masa itu, sekali teriak satu saraf di otaknya terputus. Bayangkan kalau kita berkali-kali dan setiap hari teriak sama anak?
Makanya sejak jadi orang tua aku mengatur sekali apa saja emosi yang keluar dari diriku. Kadang pengennya ngegas atau marah sama anak, tapi sekali lagi ingat kalau efeknya bisa buruk ke depannya. Makanya ditahan dulu dan dilampiaskan pada hal-hal yang tidak merugikan orang lain. Apalagi di usia-usia balita kayak anakku, ingatan tuh tajam dan terekam dalam memori mereka. Aku nggak mau diingat sebagai orang yang buruk di mata anakku. Soal parenting gini, aku suka banget pembahasannya. Makanya aku sering ikut webinar-webinar parenting dengan sukarela apalagi kalau topiknya bagus dan sarat makna. Kayak drama yang satu ini juga sarat makna akan arti keluarga dan soal parenting, Unforgettable Love.
Sinopsis Unforgettable Love
Drama: Unforgettable Love
Country: China
Episodes: 24
Native Title: 贺先生的恋恋不忘
Also Known As: Mr. He’s Love Don’t Forget , The Unforgettable Love of Mr. He. , Mr. He’s Unforgettable Love , He Xian Sheng De Lian Lian Bu Wang , Ho Sin Saang Di Lyun Lyun Bat Mong , 賀先生的戀戀不忘
Director: Li Yu Lei
Aired: Jul 10, 2021 – Aug 2, 2021
Aired On: Monday, Saturday, Sunday
Original Network: Mango TV, Mango TV
Duration: 41 min.
Genres: Comedy, Romance, Drama, Family
Karena kecelakaan yang menimpanya 5 tahun lalu, hidup He Qiao Yan (Miles Wei) berubah total. Ia harus mengurus perusahaan keluarganya, Heshi Group dan anak sang kakak, He Wei Fei/Xiao Bao (Lennon Sun) yang saat kecelakaan masih berusia 2 tahun. Menjadi single father tanpa pernah punya pengalaman sebagai orang tua membuat Qiao Yan keteteran. Sementara ia juga sibuk mengurus perusahaannya yang saat itu akan meluncurkan produk baru berupa gelang kesehatan.
Kecelakaan yang terjadi 5 tahun lalu merenggut nyawa kakak dan kakak iparnya sekaligus. Dalam kecelakaan itu, Qiao Yan selalu dibayang-bayangi punggung sesosok perempuan yang tengah menggendong Bao dalam derasnya hujan saat kecelakaan. Potongan adegan tersebut membayanginya bertahun-tahun bahkan menjadikannya sebagai sebuah mimpi buruk. Qiao Yan pun diam-diam mencari sesosok punggung tersebut dibantu sahabatnya, Wen Gu, tapi ia belum berhasil menemukannya juga.
Tumbuh hanya dengan figur paman yang menjadi single father, Bao, menjadi anak yang kurang kasih sayang. Tingkahnya kadang bikin Qiao Yan bahkan staf-stafnya geleng-geleng kepala. Ia sering cari perhatian dengan melakukan hal-hal yang luar biasa seperti mengacak-acak kantor sang ayah atau kabur saat ayahnya sedang stand by untuk konferensi pers. Bahkan psikiater yang biasa mendampinginya tidak ada yang betah dan lama bekerja sama untuk pengobatan Bao.
Dibesarkan dengan sosok ayah yang mengedepankan logika, Bao juga tumbuh jadi anak yang IQ-nya melebihi anak-anak seusianya. Sayangnya, ia menderita PTSD karena kecelakaan orang tuanya yang membuatnya tidak pernah mau bicara dan berkomunikasi hanya dengan tulisan atau kartu.
Saat Bao menghilang di tengah acara konferensi pers dan penganugerahaan penghargaan, ia ditemukan oleh Qin Yi Yue (Hu Yi Xuan), seorang psikiater anak yang saat itu hendak balas dendam pada sang pacar yang dinobatkan sebagai pemenang penghargaan. Bao yang bertemu Yi Yue langsung luluh dan suka apalagi setelah diberi boneka dan sapu tangan miliknya.
Sementara Yi Yue yang setengah mabuk dan mencari mantan pacarnya justru salah sangka dan memukuli Qiao Yan dalam kegelapan padahal saat itu handphone di tangan Qiao Yan masih dalam mode live. Saat memukuli itulah Qiao Yan tahu kalau mantan pacar Yi Yue tidak mengerjakan karya ilmiahnya sendiri lalu dengan kewenangannya sebagai CEO perusahaan, Qiao Yan membatalkan penghargaan tersebut.
[irp posts=”486″ name=”Please Feel at Ease Mr. Ling, Kisah Cinta Klise CEO dan Gadis Miskin”]
Setelah itu, Qiao Yan bertemu kembali dengan Yi Yue sebagai psikiater anak. Bao yang rusuh sangat mudah dijinakkan oleh Yi Yue. Namun, Qiao Yan telanjur tidak suka pada Yi Yue. Sampai akhirnya Bao menganggap Yi Yue mama, Qiao Yan pun luluh untuk menjadikannya dokter pribadi Bao. Tak hanya sebagai dokter pribadi, Qiao Yan pun menawari Yi Yue kontrak untuk berpura-pura sebagai ayah dan ibu Bao selama setahun hingga keadaan Bao membaik.
Berpura-pura menjadi suami istri dan tinggal serumah membuat benih-benih cinta muncul di antara Qiao Yan dan Yi Yue. Namun, di tengah asmara mereka ada pihak-pihak ketiga yang muncul. Ning Fang, senior Yi Yue yang juga psikiater anak adalah sosok idaman Yi Yue karena penuh cinta kasih. Sementara Lin Wei, perempuan cantik nan elegan yang dijodohkan dengan Qiao Yan di masa lalu juga tiba-tiba muncul. Lalu, apakah cinta Qiao Yan dan Yi Yue akan bertahan dan berjalan mulus? Atau mereka terus berpura-pura baik-baik saja di depan Bao?
[irp posts=”326″ name=”Perfect and Casual, Kisah Klasik Asyik Nikah Kontrak”]
Review Unforgettable Love
Kalau mau yang manis-manis dan happy ending, Drama China tuh gudangnya. Makanya aku kalau lagi suntuk atau stuck dengan Drama Korea yang topiknya lagi berat dan bikin mumet, mending beralih ke Drama China. Tapi kadang karena premisnya hampir sama satu sama lain bikin cerita Drama China tuh jadi cheesy dan klise banget buat ditonton. Itu lagi-itu lagi dan ketebak banget lah.
Makanya kalau aku bilang drama yang satu ini ketebak banget cerita dan endingnya ya nggak salah. Tapi yang aku suka adalah ada selipan pesan parenting di dalamnya. Jadi nggak cuma cinta-cintaan isinya.
Sebagai tokoh utama pria, He Qiao Yan di sini ditampilkan sebagai sosok yang gagah, cakap memimpin perusahaan, tegas, pintar, logis, dan menilai semuanya bisa dihitung dengan materi. Lihat Miles Wei yang memerankan ini, pas sih tapi kok karakternya nyaris sama dengan karakter Zhang Laoshi di Perfect & Casual, drama dia sebelumnya. Jadi kalau lihat Qiao Yan ya lihatnya Zhang Laoshi. Persis. Apalagi logis-logisnya dan semua hal yang menurutnya bisa diperkirakan secara matematika.
Kalau di dunia nyata ada, sosok He Qiao Yan ini pastilah nyebelin banget buatku. Udah mah control freak, apa-apa dinilai sama uang, kaku, menghalalkan segala cara biar keinginannya terpenuhi, dan memaksakan anak buat belajar dan berpikir kayak orang dewasa. Kelebihannya dia cuma 2, ganteng sama kaya. Kalo nggak ganteng dan kaya, nih orang mendingan dibuang aja deh di pasar inpres, wkwkwk. Tapi Miles Wei ini emang cocok sih jadi orang kaya jenius gini karena emang mukanya muka-muka orang kaya, jutek, dan pintar.
Sedangkan Yi Yue adalah kebalikan dari Qiao Yan. Sebagai seorang dokter, dia justru orang yang hidupnya nggak sehat, suka makan chiki-chikian, rumahnya berantakan, tapi dia adalah orang yang lovable dan penuh kasih sayang. Dibesarkan di keluarga yang hangat, bikin Yi Yue juga jadi orang yang penyayang. Padahal ia terjun jadi psikiater anak akibat ketidaksengajaan, karena tangannya retak dan jadi cacat sehingga mengurungkan cita-citanya menjadi dokter bedah.
Sayangnya, profesi Yi Yue ini nggak diceritakan terlalu detail di dramanya. Bahkan kadang ada bias (entah terjemahannya atau memang dari dramanya) yang mengarahkan kalau Yi Yue ini psikolog anak atau bahkan dokter anak. Padahal mah psikiater anak, psikolog anak, dan dokter anak adalah 3 pekerjaan yang berbeda.
Yang paling mencuri perhatian siapa lagi kalau bukan si kecil Xiao Bao. Akting Lennon Sun yang jarang bicara dan hanya mengandalkan ekspresi nggak mengurangi kegemasannya di drama ini. Suara Xiao Bao kadang diwakili sama backsound kucing. Bahkan sampai akhir pun, dia masih irit bicara walaupun sudah sembuh PTSD-nya. Bao yang tingkah dan mukanya udah lucu, yang bikin aku betah buat nonton drama ini.
Pesan dari drama ini yang paling aku suka adalah soal pentingnya kehangatan keluarga terutama buat anak-anak. Sekaya apapun seorang anak, harta bukanlah segalanya. Materi boleh jadi banyak, tapi kehangatan keluarga tidak bisa dibeli dengan materi. Buat seorang anak, keluangan waktu dan kasih sayang orang tua di atas segala-galanya meskipun secara materi dia berlebihan.
Secara keseluruhan aku justru nggak tertarik dengan romansa Qiao Yan-Yi Yue. Menurutku kisahnya terlalu klasik, ketebak, dan cringe untuk adegan-adegan tertentu. Terlalu banyak kebetulan atas tindakan-tindakan mereka. Premisnya juga nggak istimewa, dua orang yang saling benci, berpura-pura bersama, kemudian jadi cinta. Karakter mereka berdua juga saling berlawanan. Momen-momen romantis mereka bagiku malah jadi cringe dan nggak bikin baper. Maaf ya, kadang malah cerita soal mereka berdua aku skip-skip dan lebih milih liat cerita yang berkaitan dengan Bao.
Trus seperti halnya cerita love-hate relationship gitu pasti ada bumbu-bumbu orang ketiga yang membuat lead couple akhirnya menyadari perasaan satu sama lain. Yep, di drama ini pun begitu. Masing-masing lead character dikasih orang ketiga yang karakternya kuat dan punya daya saing dengan karakter utama.
Oh ya, buat yang nonton drama ini jangan kaget ya kalau alurnya maju mundur karena kita akan dibawa menyelami kecelakaan tragis yang menjadi cantolan cerita dramanya. Sayangnya, sayang banget nih penyebab kecelakaan yang jadi cantolannya justru nggak klimaks banget menurutku. Pas ketahuan ternyata kecelakaan itu disebabkan karena persaingan bisnis antara Grup Aimeng dan Heshi, komentarku hanya kayak keong: “Hah?”
Bukannya apa-apa, karena di awal nggak ada dibahas bahkan disenggol SAMA SEKALI soal persaingan bisnis ini. Karena sedari episode awal, bisnis Qiao Yan baik-baik saja dan permasalahan hanya fokus soal Bao, masa lalu Qiao Yan, dan percintaan Qiao Yan-Yi Yue.
Nah, pas episode-episode akhir baru deh baru ada masalah dengan bisnis dan kecurigaan sama kasus kecelakannya setelah bibi Qiao Yan sering ketemu sang sopir. Sebelum ketahuan siapa penjahatnya dan apa penyebabnya, aku malah udah suudzon duluan sama ayahnya Lin Wei (perempuan yang dijodohin sama Qiao Yan) dan bapaknya. Maap yaa…
Aku malah sempat curiga sama bibinya Qiao Yan yang punya niat buruk karena dia berhubungan dengan mantan sopirnya dan terus-terusan berusaha buat memisahkannya sama Yi Yue. Ternyata oh ternyata, dia melakukan itu biar Qiao Yan nggak self blaming ke dirinya sendiri karena kecelakaan itu terjadi saat dia yang mengendarai mobilnya. Hanya saja ingatan Qiao Yan terhadap kecelakaan tersebut berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Seperti layaknya Drama China, ada tokoh-tokoh lain beserta dengan romansa yang menyertainya. Tapi aku paling suka karakter Yang Ruo Wei sebagai tokoh cewek. Dia baik, cantik banget, elegan, pemberani, pekerja keras, setia kawan, dan cerdas walaupun dia berasal dari keluarga toxic. Tapi Ruo Wei ini benar-benar perempuan yang kuat. Dia nggak “ketiban durian runtuh” kayak Yi Yue yang dapetin CEO. Tapi Ruo Wei justru perempuan yang susah ditaklukan. Pokoknya love banget sama Ruo Wei ini.
Kalau pasangan, aku justru lebih suka sama pasangan Ning Fang-Lin Wei yang sarat dengan isu kesehatan mental. Mungkin karena basic-nya Ning Fang juga psikiater kali ya. Mereka berdua kayak menyembuhkan bersama-sama. Yang satu menyembuhkan dari patah hatinya, yang satu lagi menyembuhkan dari kesesakan karena tuntutan orang tua untuk selalu sempurna.
Berjumlah 24 episode, tapi sebenarnya drama ini bisa aja cuma jadi 23 episode karena sesungguhnya semua penyelesaian sudah terjadi di episode 23. Episode 24 menurutku malah terkesan kayak ditambah-tambahin dan malah jadi membosankan.
Jadi kalau ditanya drama ini layak ditonton ngga? Yes, dan punya banyak makna khususnya buat mereka yang sudah berkeluarga dan punya anak karena banyak pesan parenting dalam drama ini.