Go Go Squid!, Drama Cinta dan Perjuangan Para Gamers Profesional

Go Go Squid!, Drama Cinta dan Perjuangan Para Gamers Profesional

Hanya ada 2 posisi dalam kompetisi, pemenang atau pecundang-Han Shangyan

Ada yang setuju sama pernyataan ini?

Aku sih nggak. Well, dibesarkan dengan orang tua yang selalu mengharuskan anaknya jadi juara 1 itu capek banget. Outputnya adalah selain jadi ambisius dan perfeksionis, aku malah jadi nggak menghargai proses dan begitu gagal susah banget bangkitnya alias kelamaan terpuruk.

Seiring perjalanan waktu, aku jadi belajar banyak hal dari kegagalan. Belajar juga menghargai sebuah proses. Berdamai sama keterpurukan dan gimana caranya bisa bangkit lagi. Lalu pelan-pelan, mulai menghargai apa yang aku raih dan miliki sekecil apapun itu. Semuanya bertumbuh dan berproses. Sama kayak Han Shangyan di drama Go Go Squid! ini.

Sinopsis Go Go Squid!

Judul: 亲爱的热爱的/ Go Go Squid / Stewed Squid with Honey / Honey Stewed Squid
Genre: Drama, Romantis, Komedi, Persahabatan
Negara: Tiongkok (China)
Sutradara: Xiang Xu Jing
Produser: –
Penulis Naskah: Mo Bao Fei Bao
Rumah Produksi : –
Channel TV: iQiyi dan Dragon TV
Jumlah Episode: 41 Episode
Masa Tayang: 9 Juli -31 Juli 2019

Tong Nian (Yang Zi), seorang mahasiswa S2 termuda yang juga penyanyi online dengan nama panggung Little Squid (Cumi-Cumi Kecil) jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang pemuda yang pada tengah malam masuk di warnet milik saudaranya saat ia sedang berjaga. Pemuda itu membuatnya salah tingkah dan terpesona. Tanpa Tong Nian tahu, pemuda tersebut adalah pimpinan K&K Group, sebuah klub olahraga elektronik (e-sport) yang baru saja kalah dalam sebuah turnamen di Singapura.

Han Shangyan (Li Xian), mantan atlet e-sport profesional dengan nama panggung Gun God, marah dan putus asa karena grup e-sport yang dipimpinnya lagi-lagi kalah dari SP, team yang dipimpin musuh besarnya. Karena dongkol, ia memilih turun dari bus di tengah jalan dan masuk ke warnet untuk bermain game semalaman. Di tempat game, ia bertemu seorang gadis yang di kemudian hari mengubah hidupnya.

Padahal Han Shangyan bercita-cita membawa timnya juara dunia dan mengalahkan SP karena dulunya ia pun bercita-cita yang sama. Sayangnya karena suatu masalah, semua impian dia dan team CTF-nya hancur. Hingga akhirnya masa lalu yang terus membayanginya tumbuh jadi sebuah dendam.

Sedangkan Tong Nian karena tergila-gila pada pandangan pertama, ia berusaha keras untuk mencari tahu sosok Han Shangyan. Ia mencari game apa yang dimainkan Han Shangyan hingga akhirnya bertemu secara online di sebuah game. Ia mengira Grunt adalah nama Han Shangyan di game. Sementara Han Shangyan mengira akun Tong Nian adalah akun seorang anak kecil yang sedang belajar main game.

Awalnya Tong Nian juga mengira Han Shangyan adalah atlet bola basket sesaat setelah ia bertemu kembali Han Shangyan di bandara. Namun, saat pergi ke Guangzhou untuk bertemu para penggemarnya, Tong Nian baru tahu kalo mereka adalah para gamers yang sedang bertanding.

Di Guangzhou ini terjadilah kesalahpahaman. Saat akan menyusup masuk stadion, Tong Nian diberi papan nama Grunt. Saat bisa masuk ke lokasi peserta, Han Shangyan justru mengira Tong Nian adalah pacar Grunt yang sedang ada masalah dan memintanya menyelesaikan. Sedangkan K&K team justru mengira Tong Nian adalah pacar Han Shangyan.

Takdir ternyata belum cukup puas mempertemukan Tong Nian dan Han Shangyan. Di malam tahun baru, sang kakek mengajak Han Shangyan untuk makan malam bersama keluarga Tong Nian karena ia akan dijodohkan dengan sepupunya. Han Shangyan yang berperangai keras tidak mau dan menunjukkan ketidaksukaannya. Sialnya, Wu Bai, anak buah yang juga sepupunya justru bilang bahwa Tong Nian dan Han Shangyan berpacaran di depan keluarga besar mereka.

Agar kesalahpahaman berhenti, Han Shangyan pun mengakui Tong Nian berpacaran dengannya. Dia pun berpura-pura menjadi pacar Tong Nian dan membebaskan gadis itu untuk putus kapan pun.

Tong Nian yang sudah terlanjur terpesona dengan Han Shangyan bisakah terus bertahan di sisinya? Sementara itu di sisi lain orang tuanya menentang hubungan mereka karena perbedaan usia dan masalalu Han Shangyan. Mampukah Tong Nian terus setia pada Han Shangyan yang ternyata berperangai buruk dan hanya bertujuan memenangkan kejuaraan CTF?

Review Go Go Squid!

Pas nemu drama ini dan nonton sampai habis, aku jadi merasa kayak penjual bakso boraks.

¨Awalnya sih saya coba-coba, pas udah lama kok malah keterusan¨

Wkwkwkwk. Seseru itu emang.

Padahal nih ya, drama ini sempat happening banget tahun lalu atau tahun 2020-an. Tapi aku ya anyep-anyep aja karena temanya tentang e-sport atau gamers yang mana aku sendiri kurang minat dan suka nggak ngerti. Kayak pas nonton You are My Glory episode-episode awal yang sempat nge-hang otaknya karena nggak tahu soal game.

[irp posts=”687″ name=”Mengagumi Hubungan yang Dewasa di You are My Glory”]

Tapi ternyata dramanya dikemas dengan apik. Aku dan otakku yang kadang suka susah nangkap cerita soal game dan dunia digital yang terlalu canggih, nyatanya malah enjoy banget nontonnya.

Tokoh utama laki-laki dalam drama ini, Han Shangyan adalah pemuda tua gede adat, ngambekan, impulsif, sukanya marah-marah, dendaman, doyan ngibul kalo udah masalah dapetin Tong Nian, nggak toleransi sama kegagalan, dan punya impian jadi juara dunia.

Tapi walaupun begitu, nggak bisa benci akutu sama Han Shangyan. Karena ternyata di balik bengeut-nya yang nyureng muluk alias ambekan, Han Shangyan ini unyu, penyayang, gampang dibodohi, dan nurut aja kalo disuruh ngapain sama orang lain khususnya soal cinta. Apalagi kalo udah senyum, duh lah meleleh hati kakak.

Li Xian memerankan Han Shangyan dengan sangat bagus. Awalnya kupikir nih orang mbesengut muluk mana ada ganteng-gantengnya sih. Meanwhile warga WeTV selalu komen dia ganteng kalo lagi ngamuk, aku masih mencari di mana kegantengannya. Tapi kalo udah senyum atau ketawa, emang ganteng banget sih.

Han Shangyan di usia 18 tahun rela kembali dan mengambil kewarganegaraan China demi mencapai cita-cita jadi juara dunia di olahraga elektronik CTF. Sayangnya, mimpinya hancur karena masalah internal timnya.

Karakter Han Shangyan ini sedikit berbeda dengan stereotype male lead di drachin. Walaupun tajir, tapi Han Shangyan ya pernah ´bangkrut´ dan nggak punya uang gegara gantiin kalung emaknya yang harganya miliaran. Han Shangyan juga bukan CEO yang sehari-hari pakai formal suit, pakaian sehari-harinya baju casual yang manly atau sporty outfit warna hitam. Tapi walaupun begitu dia tetap cute.

[irp posts=”486″ name=”Please Feel at Ease Mr. Ling, Kisah Cinta Klise CEO dan Gadis Miskin”]

Tong Nian (Yang Zi) nih tipikal karakter kesukaanku di drama. Dia powerful woman walaupun penampilan luarnya kekanakan. Tong Nian pintar banget karena digambarkan dia kuliah di usia 15 tahun dan usia 19 tahun udah mau lulus S2. Tong Nian juga sering ikut lomba ACM walaupun hanya juara 2. Ia juga mandiri secara finansial karena dia kerja di lab, dapat hadiah dari lomba-lomba di kampusnya, dan jadi penyanyi cover online di NetEase Music.

Walaupun anak tunggal dan not good at game, Tong Nian pintar banget buat website atau aplikasi. Dia juga jago bikin latte dan penyayang banget. Tong Nian juga pantang menyerah buat dapetin Han Shangyan walaupun dijutekin muluk. Walaupun usianya masih muda, malah lebih muda dibandingkan anak-anak buah Han Shangyan sepertinya, tapi Tong Nian ini dewasa banget.

Cara dia berpikir, bertindak, ngertiin, dan mendukung Han Shangyan aku suka banget. Padahal dia masih 19 tahun jelang 20-an lho ceritanya. Usianya hampir sama dengan Gu Sheng Nan di Dating in The Kitchen yang 21 tahun tapi kalo Sheng Nan masih kelihatan childish-nya.

[irp posts=”8″ name=”Dating In The Kitchen, Bikin Pengen Punya Sugar Daddy?”]

Penampilan Tong Nian juga cute banget. Penampilannya masih kayak remaja, suka warna cerah dan berbau pink, trus kesukaannya kontras sama Han Shangyan yang sukanya warna gelap.

Pas tahu umur Yang Zi ternyata 29 tahunan dan selevel sama Li Xian aku agak kaget juga. Dia masih pantes banget buat meranin anak remaja. Wajahnya cute dan awet muda walaupun kadang di suatu waktu kelihatan dewasanya alias sesuai umurnya sih. Tapi so far, Yang Zi tetap yang terbaik dalam memerankan Tong Nian.

Di drama ini sebenarnya diceritakan age gap antara Han Shangyan dan Tong Nian nih cukup besar yaitu 10 tahun. Tapi berhubung usia asli kedua pemeran setara, ya nggak kelihatan age gap-nya. Yang Zi-nya imut, Li Xian apalagi.

Selain percintaan, drama ini tuh paket lengkap banget ceritanya. Ada cerita soal persahabatan. Yang paling menyentuh ya persahabatan Tim Solo dari yang lengket satu sama lain, berantem, trus akhirnya baikan lagi. Momen persahabatan mereka tuh menyentuh dan dalam banget.

Ada Solo, leader yang mengayomi.
Trus Appledog, satu-satunya perempuan di grup ceria orangnya.
Gun God alias Han Shangyan yang jenius tapi ambekan.
Mi alias Mi Shaofei yang easy going.
Dan Ou Qiang alias All yang setia kawan.

Belum lagi cerita soal kasih sayang orang tua ke anak dan juga sebaliknya. Cerita soal keluarga Solo-Xiao Ai-Su Cheng juga bikin sedih dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Menurutku, Solo adalah best daddy dan leader. Hatinya seluas samudra. Walaupun diambekin Han Shangyan 10 tahun, dia tetap sabar.

Trus dia juga berani dan mau buat mempertaruhkan karir, impian, dan masa depannya karena bertanggung jawab atas masalah yang ia buat bersama Su Cheng (manajer Tim K&K) di masa lalu.

Btw, kisah Solo di sini hampir mirip sama kisah Ariel Noah ya, saat di masa kejayaannya justru tertimpa masalah yang mengubah hidup dia ke depannya.

Belum lagi keuwuan, perjuangan, dan persahabatan tim K&K yang kocak abis.

Ada Wu Bai alias DT, kapten tim yang jenius, ganteng banget, suka menyendiri, tapi mengayomi ke anak buahnya.
Ada Grunt, wakil kapten yang pintar, kadang suka sok kecakepan, don juan, tapi suka kasih nasihat soal pacaran ke Han.
Ada juga 97 yang jadi lambe turahnya K&K karena setiap dengar gosip atau info terbaru langsung disebarin ke teman-temannya, pake ditambah-tambahin segala lagi, wkwk
Ada Demo yang imut, polos, pintar masak, tapi pantang menyerah.
Dan ada One yang pendiam tapi bisa diandalkan di saat genting.

DT si ganteng yang pendiam, tukang diutangin Han, tapi kalo sekali ngomong Han Shangyan kena skakmat

Cerita soal anggota K&K khususnya yang masih muda selalu aku nantikan. Soalnya mereka polos-polos lugu gitu. Trus setting tempat yang jadi markas K&K juga unik, terbuat dari kontainer-kontainer gitu. Dalamnya mengingatkanku sama kantor-kantor start up dan e-commerce yang banyak ruangan berdesain uniknya.

Walaupun 41 episode tapi aku nggak pernah bosan lihat dramanya. Bukan tipikal drama yang tiap episodenya bikin nagih dan penuh plot twist, tapi manis dan sayang dilewatkan gitu kalo kelamaan nggak disambung nontonnya.

Awalnya, aku sempat sangsi dramanya akan ngebosenin karena membahas soal teknis main game. Ternyata nggak kok. Soal dunia games atau e-sportnya juga dibahas tapi nggak bikin mumet. Dari nonton drama ini aku juga tahu kalo yang mereka lombakan itu CTF.

Apaan hayo CTF?

CTF atau Capture The Flag ini merupakan salah satu jenis dari kompetisi hacking dimana seorang ataupun tim diharuskan untuk mengambil sebuah file/string yang sudah disembunyikan sistem yang biasa disebut dengan istilah “Flag”. Yah, gampangnya sih kompetisi hacking lah yang menyangkut keamanan jaringan. Jadi jangan bayangkan game-nya kayak game-game biasa yang di dalamnya ada karakter-karakter tertentu ya. Ini mah game-nya udah kayak ngoding.

Bukan drachin namanya kalo dalam 1 drama cuma ada 1 pasangan atau kisah cinta. Begitu pula drama ini. Ada beberapa pasangan yang juga diceritakan di sini kayak pasangan Yaya-Mi Shaofei atau DT sama Appledog tapi yang bikin beda dari drama lain adalah porsi mereka pas. Uwunya dapat, romansanya nggak lebay, screentime-nya sedikit tapi ngena, dan yang pasti nggak menutupi percintaan inti antara Han Shangyan-Tong Nian.

salah satu kisah cinta yang diceritakan di drama ini yang akhirnya dibuat spin off untuk season 2

Romansa Tong Nian-Han Shangyan pun tipis-tipis tapi cukup bikin baper. Romansa mereka bukan yang hot, steamy, atau bikin termeleyot-meleyot, tapi cukup bikin ter-shangyan-shangyan, haha. Nah loh gimana tuh.

Jadi jangan bayangkan banyak adegan ciuman dan lain-lain. Nggak. Han Shangyan ini cukup hormat kok sama Tong Nian sebagai perempuan dan itu yang aku suka dari dia. Relationship mereka tuh dewasa banget. Siapa cobak yang nggak baper, pas marahan ditungguin di depan rumahnya sampe tidur semalaman di sana?

Romansa cinta mereka tuh anak IT banget. Kalo ulang tahun atau ada special ocassion, hadiahnya nggak jauh-jauh dari yang berbau IT. Ya PS lah, dibikinin website lah, dll. Keknya gamers dan anak IT can relate sama drama ini.

Plot cerita dramanya juga lumayan rapi. Penyelesaian masalah nggak terburu-buru dan pemaparan masalah inti khususnya di antara Tim Solo pun bikin penasaran sehingga butuh berpuluh-puluh episode untuk tetap stay dan bikin penasaran ini mereka kenapa dan ngapain sih. Makanya, alurnya pun maju-mundur dan sebagai penonton juga harus cermat lihatnya.

Layaknya sebuah drama, ada yang disuka dan tentu ada pula kekurangannya. Ada beberapa hal yang bikin aku mengernyitkan dahi dari drama ini.

Pertama, soal kompetisi CTF internasional yang disiarkan pakai Bahasa Mandarin padahal di situ diceritakan kompetisinya di Norwegia dan tingkatnya internasional. Pesertanya juga diceritakan dari banyak negara karena ada talent bule bahkan sampai yang kulit hitam. Tapi sayangnya, komentator pas acara berlangsung kok pake Bahasa Mandarin? Rada

Mungkin, pihak produksi memakai Bahasa Mandarin karena biar gampang aja proses syutingnya. Tapi jadinya malah maksa. Padahal talent komentator atau host-nya udah pakai bule dan openingnya udah Bahasa Inggris. Akan masuk akal kalo diceritakan kompetisinya disiarkan di televisi China dan itu komentator TV bukan live show acaranya.

Kedua, aku semakin kesini maklum banget kalo drachin pake sulih suara atau dubbing. Tapi sayangnya, di drama ini sulih suara sama rekaman asli saat syuting kadang tumpang tindih. Kayak ada dialog Mi Shaofei yang suaranya stabil pake dubbing, tiba-tiba ganti angle dan suaranya pakai rekaman syuting yang otomatis volumenya mengecil. Jadi aneh aja kedengarannya.

Kalo ditanya siapa tokoh selain tokoh utama yang disuka di drama ini, aku suka mama tirinya Han. Mama tirinya tuh kece banget, modis, gaul, masih muda, punya cara komunikasi yang unik sama Han, kelihatannya kayak teman tapi ternyata jiwa keibuannya ada. Bahkan awalnya kukira hubungan Han sama mama tirinya buruk yang akan nambah flaw karakter di sini.

Tapi ternyata nggak.

Mamanya supportif banget sama Han. Hubungan mereka walaupun nggak ada ikatan darah juga unik. Mereka bisa kayak teman banget tapi suatu waktu bisa selayaknya ibu-anak. Bahkan Han aja nggak segan minta tolong mamanya kalo udah kepepet banget.

So far, walaupun awalnya cuma coba-coba tapi aku cukup senang bisa nonton drama ini. Dramanya bagus, plotnya rapi, pelajaran hidupnya juga banyak, dari soal cinta, passion, hubungan keluarga, pertemanan, cita-cita, hubungan orang tua-anak, dan masih banyak lagi.

Nggak nyesel deh nonton drama ini dan menghabiskan 41 episode tanpa skip atau dicepetin.

Buat kalian yang pengen nonton drachin soal age gap, e-sport, romance tipis tapi baper, Go Go Squid! bisa jadi pilihan. Selamat menonton dan tersayang-sayang, eh shangyan-shangyan, haha.

0 Comments
Previous Post
Next Post