Hanya ada 3 benda di dunia ini yang dapat melampaui waktu, ruang, bahasa untuk mencapai komunikasi tanpa hambatan di antara manusia. Mereka adalah musik, makanan, dan cinta. – Gu Sheng Nan (Dating in The Kitchen)
Setuju nggak sama kata-kata Sheng Nan pas ketemu sama ibunya Lu Jin ini? Bener juga sih menurutku.
[irp posts=”8″ name=”Dating In The Kitchen, Bikin Pengen Punya Sugar Daddy?”]
Aku pernah duduk di Gili Trawangan sambil makan ikan bakar dan ngomongin rasa makanannya sama orang asing yang aku lupa dari mana. Ngomongin dengan asyik walaupun Bahasa Inggrisku bletak-bletuk tapi ya kayak nyambung aja karena makanan.
Begitulah makanan menghubungkan antarmanusia. Bisa jadi mungkin karena kebetulan, tapi juga bisa saja karena kesamaan memori, rasa, persepsi, atau banyak hal ketika ngerasain suatu makanan. Kayak drama yang satu ini, Cupid´s Kitchen.
Sinopsis Cupid´s Kitchen
Judul: Cupid’s Kitchen / 舌尖上的心跳
Judul lain: Dapur Asmara / She Jian Shang De Xin Tiao
Genre: Drama, Komedi, Makanan
Negara: China
Sutradara: Li Jun
Produser: Liu Tao
Penulis Naskah: Meng Yao
Rumah Produksi: Haohan Entertainment
Channel TV: WeTV Indonesia, iQIYI
Jumlah Episode: 40
Masa Tayang: 13 Januari 2022 – 4 Februari 2022
Jadwal Tayang: Senin – Minggu, jam 23:00 WIB (WeTV Indonesia)a
Lin Kesong (Song Zu Er) adalah seorang gadis yang punya kepekaan terhadap rasa makanan di atas rata-rata orang normal. Sayangnya dia mengalami kesialan yang bertubi-tubi. Lin Kesong dipecat dari hotel tempatnya magang karena komplain dari seorang tamu, Jiang Qianfan, yang mendapati dirinya tertidur di kamar yang telah di-booking olehnya.
Padahal kerja di hotel merupakan impian Lin Kesong. Apalagi hotel dimana tempat dia magang adalah milik Song Yiran, sahabat sekaligus cinta pertamanya. Sayangnya Song Yiran yang playboy tidak peka terhadap perasaan Kesong. Ia justru mengenalkan pacarnya pada Kesong dan memilih pindah ke Shanghai demi bisa hidup bersama sang pacar.
Jiang Qianfan (Ethan Ruan) merupakan seorang chef yang juga pemilik restoran bersertifikat bintang 3 Michelin di London. Di Shanghai, ia bersama mantan pacar yang juga partner kerjanya, Alice, punya misi untuk membuat cabang restorannya yang baru berbintang 2 menjadi bintang 3 Michelin. Selain itu, ia juga ingin mencari seseorang yang memiliki indera perasa yang peka untuk mewakili lidahnya yang semakin lama kehilangan kepekaan terhadap rasa karena kelainan syaraf. Selain itu, Qianfan juga didapuk menjadi mentor untuk kontes sebuah memasak.
Untuk memilih orang yang punya kepekaan rasa yang tinggi, Qianfan mengadakan test food. Kesong yang salah informasi saat akan makan bersama Yiran justru masuk dalam ruangan test food dan menuliskan testimoni pedas atas rasa masakan Qianfan. Qianfan yang menyadari itu pun berusaha mencari orang yang menuliskan testimoni itu. Sayangnya, data diri pemberi testimoni itu diisi asal-asalan.
Hingga akhirnya Qianfan tahu orang itu adalah Kesong. Sayangnya, mereka keburu terpisah jarak karena kesibukan masing-masing. Qianfan kehilangan kontak Kesong dan tidak tahu di mana harus mencarinya.
Sementara itu atas saran sepupunya, Ling Xiaoyu, Kesong yang putus asa dan patah hati menyusul Yiran ke Shanghai untuk menyatakan cintanya. Sayangnya, yang didapati Kesong hanya kekecewaan lebih lanjut. Untuk menghibur diri ia pun mengantarkan sang sepupu mengikuti audisi lomba masak sebagai juru dokumentasi. Namun ternyata untuk selain peserta audisi tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangan lomba. Demi bisa mendokumentasikan Xiaoyu, Kesong pun akhirnya mengikuti audisi lomba masak meski kemampuan masanya nol besar.
Saat menyaksikan video audisi lomba masak, Qianfan melihat Kesong dan langsung memutuskan bahwa ia akan menjadi mentor Kesong. Para peserta lain pun kaget, apalagi Xiaoyu dan Victor, adik Alice sangat bermimpi jadi murid Qianfan. Koki sekelas Qianfan justru mengangkat orang yang sama sekali tidak punya bakat memasak.
Kesong pun mengikuti pelatihan tertutup selama 3 bulan di tempat Qianfan dengan peraturan yang ketat. Merasa sesak dengan semua aturan dan tidak memiliki bakat masak, Kesong pun sempat ingin mundur dari kompetisi. Apalagi di babak pertama nilainya nol. Tetapi Qianfan terus menyemangatinya tanpa dia tahu sebenarnya perlahan indera pengecap sang mentor terus menghilang kepekaannya.
Tinggal bersama selama berbulan-bulan, melewati banyak peristiwa, saling berbagi pikiran, dan jadi tempat bersandar membuat benih cinta pun tumbuh antara Lin Kesong dan Jiang Qianfan. Sayangnya, Kesong harus menghadapi fisik Qianfan terus menurun karena kelainan syaraf yang dideritanya. Akankah Lin Kesong bisa terus berada di sisi Qianfan? Lalu bisakan Qianfan terus berjuang untuk sembuh dari penyakitnya?
Review Cupid´s Kitchen
Drama tentang makanan emang menggoda banget buat ditonton. Walaupun bertajuk Cupid´s Kitchen alias Dapur Asmara versi judul WeTV-nya tapi 90% drama ini isinya soal makanan dan masakan. Harus kuakui meskipun mengangkat tema romcom tapi dari awal sampai akhir drama ini konsisten dengan konten memasaknya. Nggak ada dragging cerita tiba-tiba ilang konten masaknya dan malah romantis-romantisan kayak di drama Dating in The Kitchen.
Buat penyuka kuliner, kalian yang nonton bakalan ngiler apalagi kalo nontonnya malam. Soalnya setiap ganti scene kita bakal dilihatin sama khasanah kuliner Tionghoa yang yummy. Tau sendiri kan makanan Tionghoa tuh sebenarnya nggak ´jauh´ sama kita karena di Indonesia juga Chinese food banyak dan enak-enak mau itu yang halal maupun yang nggak buat mereka yang non-Muslim.
Selain streetfood Tionghoa, kita juga akan disuguhi penampilan makanan ala gastronomi molekuler. Aku yang selama ini taunya kalo masak atau mengolah makanan ya cuma dipanasi, tapi di sini dibahas banyak. Mengolah makanan tuh kayak belajar sains, ada reaksi kimianya, ada sebab akibatnya.
Misalnya nih, pas masak wajan diangkat trus ngaduknya dengan cara digoyang akan berbeda hasilnya dengan kalau diaduk biasa dengan spatula di atas api. Atau kalau bahan A dimasukkan ke dalam bahan B bisa menghilangkan bau amis karena reaksi kimianya. Lalu kapan waktu terbaik buat memanen cabai buat mendapatkan rasa manisnya. Ya gitu deh, senjlimet itu ternyata dunia masak-memasak tingkat lanjut.
Jiang Qian Fan (Ethan Ruan), tokoh utama pria cerita ini punya karakter chef yang dingin, tegas lebih ke galak sih, disiplin, pemarah, tsundere, tapi passionate banget sama memasak. Aku curiga karakter Jiang Qianfan ini terinspirasi sama Chef Juna karena mirip-mirip. Mana Qianfan juga suka banget naik motor gede, sama kayak Chef Juna. Tapi di aslinya kan Chef Juna baik, nggak kayak pas lagi ngejuriin Masterchef. Nah, Jiang Qianfan ini justru kejam di kehidupan aslinya. Kalo di TV dia rada manusiawi.
Sejujurnya karakteristik Jian Qianfan ini nyebelin. Selain galak dan disiplinnya kayak nggak punya hati, sebagai pria yang di sini diceritakan berumur 33 tahun dan menurutku usia segini sudah harus berpikir dewasa, Jiang Qianfan ini kekanakan banget. Dia yang butuh Kesong, tapi dia memperlakukannya dengan buruk. Gilak, kalo aku jadi Kesong sih udah kabur aja dan malas bareng orang kayak gini. Apalagi niat awalnya cuma mau ´manfaatin´ indera pengecap Kesong yang sensitif.
Tapi aku bisa memahami kenapa Jiang Qianfan begini. Dia jadi sosok yang kayak gini ya karena buat nutupi insecure dan kekurangannya dia. Lha bayangin aja, jadi chef adalah separuh hidupnya tapi dia justru kehilangan alat yang berfungsi banget. Ibaratnya wibawa dia sebagai seorang chef dan laki-laki udah porak-poranda banget.
Sebagai aktor senior, akting Ethan Ruan udah nggak perlu ditanyakan lagi. Selain itu, aku juga suka body dan auranya, apalagi kalo udah pakai pakaian masak.
Ini kali pertama aku nonton akting dia dan ternyata bagus. Apalagi di episode-episode terakhir, aku bisa ngerasain gimana bingungnya hidup Jiang Qianfan dan kecewanya dia karena berbuat kesalahan di episode final lomba masak.
Lin Kesong (Song Zu Er) merupakan gadis muda yang polos, ceria, naif, nggak punya ambisi hidup, tapi punya kepekaan tinggi terhadap rasa dan bahan makanan serta blak-blakan dalam mengemukakan sesuatu. Sayangnya, Kesong ini menurutku saking naif dan baiknya jadi kelihatan rada bloon. Lhaa dia nggak mewaspadai orang yang udah pada ngejahatin dia dan nggak belajar dari pengalaman.
Tapi di balik rada bloonnya Kesong, dia emang baik banget sih. Gimana dia bisa sesabar itu sama Qianfan apalagi di episode-episode terakhir bikin terenyuh. Kalo aku jadi dia, dah kutinggalin aja Qianfan. Apalagi dulu pas masih awal-awal pelatihan tertutup Qianfan jahat banget sama Kesong.
Kesong ini sama sekali nggak punya keahlian memasak. Agak janggal timelinenya dan terlalu kedeketan nggak sih kalo dalam waktu 3 bulan aja dia jadi runner up lomba masak tingkat internasional lho ini? Meanwhile, dia latihan nyendokin garam yang tepat aja butuh 2-3 hari.
Gimana bisa mempelajari teknik, variasi, dan bahkan reaksi makanan hanya dalam waktu 3 bulan?
Sementara saingannya Victor aja emang udah koki profesional yang ibunya juga chef. Trus Xiaoyu yang juga sepupunya merupakan chef restoran ayahnya yang juga lulusan sekolah masak dan udah ikutan lomba masak dari kecil. Sementara Kesong aja di babak pertama nilainya 0. Agaknya, drama ini rada kurang masuk akal dalam hal perlombaan masaknya dan terlalu banyak coincidence.
Bergenre romance comedy, drama ini menawarkan kisah cinta yang tipis tapi manis. Jangan harap banyak adegan uwu-uwu di drama ini sampe bikin kita meleyot. Lha bayangin aja, baru di episode-episode terakhir kita penonton disuguhi adegan ciuman. Romance-nya tipis banget tapi cukup bikin baper kok. Sebagian besar dihabiskan sama adegan masak dan makan.
Sayangnya, episode terakhir drama ini terkesan terburu-buru. Semua penyelesaian masalah diletakkan di situ dan terkesan gampang banget. Apalagi bagian Jiang Qianfan, tiba-tiba udah jogedan aja di dapur restonya padahal sebelumnya udah mau mati. Kayak yang cepat banget aja dan kesannya kayak nggak make sense aja.
Yang aku suka dari drama ini selain penggambaran soal makanan dan masakan adalah setting-nya yang cukup artistik. Kayak rumah yang ditempati Qianfan aja, rumahnya model industrial gitu. Dari luar kayak kompleks Pecinan tua, mirip bangunan-bangunan lama di Kota Tua gitulah dan dalamnya kayak belum jadi tapi ternyata artistik dan apik saat ditata jadi rumah, apalagi bagian dapurnya.
Selain itu, bangunan-bangunan setting restoran Yuxuan, restorannya Qianfan, bahkan bar yang dipakai Alice buat nongkrong sampai rumah yang ditinggali Alice pun kayak bangunan-bangunan lama fasadnya. Jadi kayak seragam gitu pakai tema bangunannya.
Yang aku sebel dari drama ini tuh villainnya banyak banget. Sebenarnya kalo dilihat, tiap villain tuh nggak benar-benar yang jahat buanget, enggak. Mereka lebih ke keblinger karena ada motif dan tujuannya sendiri. Dan orang-orang yang jadi sasaran kejahatannya tuh orang terdekat yang sebenarnya mereka sayang.
Sayangnya, penyelesaiannya kurang klimaks aja menurutku. Kayak Alice yang sebenarnya otak di balik apa yang dialami Qianfan tapi kurang dapat balasan yang nampol dan malah dapat orang yang sayang sama dia. Yah, walaupun dia udah dihantui rasa bersalah seumur hidup, tapi tetap aja kalo belum kelihatan menderita di depan mata kayak yang kurang puas aja, wkwkwkwk.
Selain itu yang bikin aku rada ´heh´ tuh sulih suaranya yang menurutku nggak bagus. Apalagi kalo udah adegan Victor nyanyi. Deuh lah nggak ada pas-pasnya lagu yang diputar sama gerak bibirnya dia. Jadinya malah aneh. Berasa nih drama dapat soundtracknya belakangan, entah lagu yang dinyanyikan pas syuting apa.
Tapi ngomongin soundtrack, aku suka hampir semua soundtrack drama ini. Vibes lagi-lagunya tuh kayak soundtrack-nya Nevertheless gitu. Mana semua lagu sepertinya berbahasa Inggris, jadi bisa ikut nyanyiin. Padahal kan biasanya soundtrack drama negara Asia pakai bahasa ibu mereka.
[irp posts=”533″ name=”Nevertheless, Kisah Bocah Ndableg Jatuh Cinta”]
Selain itu, entah kenapa banyak talent dan karakter di drama ini yang blasteran alias bukan bermuka oriental China. Kayak pemeran Alice, Victor, Blue, atau Boris yang blasteran bule dan diceritakan bukan warga China. Mungkin drama ini ingin menunjukkan bahwa dunia kuliner China sudah mengglobal dan diminati banyak orang dari berbagai penjuru dunia.
Beberapa penggambaran karakter dan relationship development mereka di drama ini juga aku suka. Kayak kisah Song Yiran dan Chu Ting, pacarnya. Seperti halnya drachin lainnya yang punya second lead, sebenarnya bisa aja menjadikan tokoh Song Yiran rival Qianfan dalam mendapatkan Kesong. Tapi ternyata nggak. Yiran justru punya kisahnya sendiri yang menurutku cukup enak dinikmati. Gimana dia bisa membereskan hidup, memotivasi diri, dan jadi lebih baik menjadikan character development-nya sangat baik.
Pun dengan Chu Ting, pacarnya. Sebenarnya seperti halnya karakter di banyak drama, bisa saja menjadikan Chu Ting tokoh antagonis. Lha gimana, pacar sendiri lebih milih sahabat. Apa-apa Kesong. Kesong yang diprioritaskan Yiran. Kalo aku jadi Chu Ting, mendingan aku tinggalin aja nih pemuda kaya gajebo. Tapi dia justru sabar dengan Yiran. Chu Ting nggak benci sama Yiran atau Kesong, dia cuma kayak mengulur waktu buat lihat keadaan. Suka banget aku tuh sama Chu Ting yang dewasa dan nggak terburu-buru dalam berpikir. Mana cantik banget lagi.
So far, walaupun romance-nya tipis aku suka nonton drama ini. Apalagi kalo bukan karena makanan sama penggambaran dunia kulinernya yang kental banget. Ceritanya juga konsisten dan fokus sampai akhir. Couple lain pun nggak ganggu dalam hal cerita dan screen time.
Buat kalian yang suka dunia kuliner dan memasak, tonton aja drama ini. Dijamin ngiler deh.