Katanya, semakin tambah usia teman kita akan tersaring. Makin tua, makin sedikit teman yang benar-benar ada di dekat kita. Bahkan bisa jadi malah makin nggak ada karena kesibukan satu sama lain. Jadi, sahabat yang benar-benar ada saat kita usia tua tuh sebuah rezeki. Begitu, bukan?
Aku ngerasa banget makin kesini makin sedikit sahabat apalagi saat pandemi gini. Kita hanya bisa keep in touch via teknologi, nggak bisa melepas rindu sama tatap muka langsung. Beruntungnya, aku masih punya sahabat, squad, genk, atau apapun itulah yang bisa diajak ghibah dan curhat bareng. Meskipun kami sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing karena udah sama-sama berkeluarga dan tinggal di kota yang terpisah, tapi tetap diusahakan keep in touch, saling mengunjungi dan berkumpul kalau pas 1 kota, dan berbagi gosip.
Persahabatan itu memang menyenangkan sih. Sebagai orang yang menyukai hal-hal yang intimate, aku lebih suka punya sahabat sedikit tapi sangat dekat. Kayak di drama yang satu ini, Thirty Nine.
Sinopsis Thirty Nine
Drama: Thirty Nine
Revised romanization: Seoreun, Ahop
Hangul: 서른, 아홉
Director: Kim Sang-Ho
Writer: Yoo Young-A
Network: JTBC
Episodes: 12
Release Date: February 16 – March 31, 2022
Runtime: Wed. & Thu. 22:30
Language: Korean
Country: South Korea
Cha Mijo (Son Ye Jin), Jeong Chan Young (Jeon Mido), dan Jang Joo Hee (Kim Ji Hyun) telah bersahabat selama 20 tahun. Di usia mereka sekarang, 39 tahun, mereka bukan lagi ditanya kapan menikah dan kerap menghadiri pernikahan tetapi juga mulai menghadiri pemakaman. Bahkan tanpa mereka kira, mereka akan menghadiri pemakaman teman mereka sendiri di usia 39 tahun ini.
Cha Mijo adalah dokter kulit sebuah klinik dermatologi di Gangnam. Sosoknya hampir sempurna. Ia cantik, sukses, tergila-gila dengan olahraga golf, memiliki keluarga yang suportif, dan karir yang bersinar. Sayangnya, Mijo menderita gangguan serangan panik salah satunya karena jati dirinya sebagai anak angkat. Beruntung, dia bertemu Kim Seon Woo (Yeon Woo Jin), seorang dermatologis yang baru datang dari Amerika Serikat dan bekerja di kliniknya. Seon Woo mulai mewarnai hari-harinya dan perlahan menyembuhkan lukanya.
Jeong Chan Young (Jeon Mido) adalah seorang guru akting yang gagal menjadi aktris. Statusnya yang complicated dengan Kim Jin Seok (Lee Moo Saeng) yang notabene suami orang membuat Chan Young bimbang dengan hubungannya. Padahal Chan Young dan Jin Seok sudah bersama sebagai kekasih sejak awal usia 30 tahunan. Suatu kejadian tragis yang menimpa Chan Young di usia 39 tahun ini mengubah drastis hidup dan kisah cintanya.
Jang Joo Hee adalah seorang store manager kosmetik di pusat perbelanjaan. Ia tidak pernah punya pengalaman dalam hal percintaan. Joo Hee mencoba bertahan di pekerjaannya walaupun ia tidak menyukainya. Ia pun berkenalan dengan Park Hyeon Jun, seorang koki rumah makan China yang usianya masih muda, yang membuka restoran di dekat rumahnya. Karena frekuensi pertemuan mereka yang sering, Joo Hee dan Hyeon Jun pun menjadi dekat satu sama lain.
Mereka bertiga punya kisah persahabatan selama 20 tahun. Dan di usia 39 tahun ini adalah tahun di mana banyak hal tak terduga mengubah persahabatan mereka.
Review Thirty Nine
Thirty Nine adalah salah satu drama yang aku nanti-nantikan di 2022 ini karena pemainnya emang bagus-bagus dan ceritanya sepertinya seru.
Well, kalau lihat secara garis besar apalagi timeline-nya dekat, drama ini hampir sama secara alur cerita dengan dramanya Mbak Kyo, Now We’re Breaking Up (NWBU), yang sesungguhnya udah aku tonton sampai episode 14 tapi belum selesai-selesai karena honestly NWBU ceritanya sangat membosankan dan flow-nya pelan. Dari persahabatan 3 perempuan di usia 30-an, salah satu dari mereka ada yang sakit, sakitnya pun sama pulak kanker pankreas stadium akhir, dan berakhir dengan meninggal. Yang membedakan adalah flow Thirty Nine lebih enak untuk diikuti dan episodenya lebih sedikit (12 episode).
Son Ye Jin berperan sebagai Cha Mijo. Cha Mijo ini sosok yang hampir sempurna dan sekilas mengingatkan kita dengan Yoon Se Ri di Crash Landing on You karena potongan rambut dan gaya Ye Jin di sini emang mirip banget dengan di CLOY.
Satu hal yang harus digarisbawahi dari Mijo adalah kenapa dia sampai terkena gangguan serangan panik padahal dia nyaris sempurna?
Well, ternyata karena statusnya sebagai anak angkat. Selidik punya selidik, di Korea, status anak yatim piatu tuh semacam kayak aib atau cacat di mata orang lain. Ingat kan Hong Dushik di Hometown Cha Cha Cha dan kenapa dia dicap sebagai istilahnya ‘pembawa sial’? Karena dia adalah seorang yatim piatu.
Selain itu, ternyata seorang anak angkat tuh kadang membawa beban berat di pundak mereka. Walaupun mereka berada di lingkungan keluarga yang baik dan supportif tetapi ternyata mereka tetap menyimpan luka. Trus aku sempat baca gimana pendapat netizen, ternyata mereka yang tinggal dengan orang tua angkat atau saudara dari kecil sebaik apapun mereka tetap aja berjarak dan untuk sedekat saudara kandung itu sangaaatt susah.
Hubungan Mijo dengan laki-laki terdekatnya, Seon Woo tuh yang paling sweet di antara 3 sahabatnya yang lain. Seon Woo tuh laki-laki yang unreal banget deh karena sosoknya hampir sempurna. Mijo ketemu Seon Woo tuh kayak sebuah blessing karena pada akhirnya saling menyembuhkan. Plis, kalau di waktu yang sama saat drama ini tayang banyak yang ter-Tae Moo-Tae Moo atau Yi Jin-Yi Jin, tapi saya justru suka sosok Seon Woo yang romantisnya pas, dewasa, dan suportif banget.
Jeon Mido kayaknya jadi aktris spesialis genk persahabatan. Setelah sukses jadi dokter bedah saraf dengan genk 99-nya di Hospitan Playlist, ternyata di sini dia punya genk lagi yang isinya ciwi-ciwi semua. Sayangnya, Chan Young ini nasibnya berbeda banget dengan Chae Song Hwa.
Chan Young adalah sosok yang kisahnya paling complicated. Dia gagal jadi aktris dan malah berakhir jadi guru akting. Dia paling rebel, hidupnya liberal karena doyan minum alkohol dan merokok, punya kisah cinta yang paling ngenes, dan takdirnya paling pahit.
Lha bayangin aja dari kisah cintanya dia pacaran hampir 10 tahun sama Kim Jin Seok, nggak disetujui sama orang tua Jin Seok, ditinggal sekolah ke luar negeri, ditinggal nikah sama Jin Seok, tetap berhubungan meski pacarnya udah menikah, rela dicap pelakor, tapi sebenarnya dia cuma mau berteman dan dekat sama Jin Seok.
Jin Seok-nya pun nggak kalah dramatis. Dia nikah dengan perempuan yang nggak dia cintai karena katanya one night stand, punya anak yang ternyata setelah beberapa tahun kemudian diketahui bukan darah dagingnya, masih berhubungan sama Chan Young saat masih menikah, dan istrinya nggak mau diceraikan.
Chan Young dan Jin Seok tuh malah jadi semacam spotlight dari kisah ini. Dua-duanya punya kisah yang kuat yang aku yakin kalau dijadiin drama sendiri tetap bagus dan nggak membosankan. Kenapa? Karena di awal-awal kita bakal gedek banget sama sosok Jin Seok, trus berubah jadi kasihan. Begitu pula kisah cintanya yang abu-abu dan bikin orang terbelah jadi 2. Di satu sisi, menolak banget kisah cinta yang kayak Chan Young dan Jin Seok tapi di sisi lain banyak juga yang membela mereka meskipun dilabeli dengan meromantisasi perselingkuhan.
Karakter Chae Song Hwa tuh melekat banget sama Jeon Mido karena itu peran utama pertamanya di drakor dan langsung sukses. Aku sempat khawatir, karakter Song Hwa masih terbawa saat Mido memerankan sosok Chan Young. Tapi ternyata nggak lho.
Dari potongan rambut aja udah dibikin berbeda. Trus juga gesture dan bagaimana kisah Chan Young yang jadi spotlight sendiri di drama ini bikin sosok Song Hwa jadi menguap begitu aja bagiku. Yes, Mido bisa memerankan dengan baik sosok Chan Young tanpa harus kebawa karakter Song Hwa yang notabene hampir sempurna di dramanya.
Kim Ji Hyun aku baru lihat sekali aktingnya pas dia jadi cameo di Hometown Cha Cha Cha. Tapi di situ dia jadi ibu yang dewasa. Sedangkan di drama ini dia jadi sosok yang polos, sedikit kekanakan, dan rada lemot. Karakter kayak Joo Hee ini entah mengapa selalu diadakan di beberapa genk pertemanan. Karakter Joo Hee mengingatkan kita sama Milly-nya Genk Cinta AADC.
Joo Hee ini diceritakan dia nggak pernah pacaran, trus style-nya yang paling kelihatan ‘ahjumma’ tapi malah dapat pacar berondong. Dua temannya yang lain masih kelihatan kayak anak muda banget, sedangkan Joo Hee dah kayak emak-emak lah ibaratnya.
Joo Hee ini adalah antitesis banget dari beratnya masalah Chan Young atau karakter Mijo yang matanya sembab mulu. Kalau scene Joo Hee ini bawannya lucu, imut, dan menggemaskan. Sayangnya, entah kenapa screentime Joo Hee tuh terlalu dikit dibanding 2 temannya yang lain. Jadi seolah dia tuh malah kayak supporting role daripada tokoh utama.
Pun dengan kisah cintanya. Kalau kita akan disuguhi oleh kisah cinta ‘mas bunga peony’ dan Mijo yang uwu banget juga kisah Chan Young dan Jin Seok yang kontroversial, nggak begitu dengan Joo Hee. Bahkan sudah di atas episode 10 aja, kisah Joo Hee-Hyeon Jun masih B aja alias flat. Nggak ada perubahan besar karena screen time mereka berdua pun sedikit. Endingnya jadi dragging banget ketika mereka udah menjejak ke arah yang lebih jauh dan ku cuma bisa ‘Hah, udah serius aja nih? Kapan uwu-uwu pendekatannya?’
Padahal karena tokoh utamanya 3 orang perempuan, aku punya ekspektasi lebih, kisah dan screentime mereka akan seimbang. Yang terjadi di aku justru, fokusku lebih banyak pada kisah Chan Young, persahabatannya juga kayak lebih rekat Mijo-Chan Young karena mereka sering pergi bersama dan curhat bareng, dan Mijo adalah pencerita utama alias semua cerita itu dari sudut pandang dia jadi pasti akan selalu disorot.
Sampai-sampai kadang aku sebel, ini Joo Hee sebenarnya peran utama juga bukan sih? Kisahnya kek cuma selipan dan selingan aja. Bahkan kalaupun mau nih, kisah Joo Hee disingkirin aja, drama ini tetap menarik. Berbeda persoalannya kalau Chan Young yang dihilangkan.
Pun dengan Hyeon Jun. Kisahnya nggak diceritakan sedalam persoalan Seon Woo dan adiknya serta Jin Seok dan istrinya. Alih-alih cerita soal Joo Hee yang dibanyakin, screen time Seon Woo dan adiknya justru terhitung banyak. Jadi, buatku sebagai penonton kayak terbelah fokusnya. Apalagi persoalan Seon Woo lebih berat daripada Joo Hee di drama ini.
Dari segi cerita, drama ini tuh mulus banget alurnya. Buat yang suka dan sering ngarepin plot twist di drama, jangan harap bisa didapatkan di sini. Genrenya juga slice of life, yang artinya cerita kehidupan sehari-hari. Yang punya bestie lama, biasanya relate banget dengan cerita ini. Jalan ceritanya pun akan terlihat datar bagi mereka yang biasanya suka drama makjang.
Alur drama ini maju mundur. Sejak awal episode, kita udah dikasih tahu gimana ending ceritanya. Kemudian episode-episode selanjutnya kita hanya akan disuguhi oleh perjalanan 3 orang sahabat ini sampai akhirnya mereka benar-benar sampai di scene sebagaimana yang diceritakan di episode awal.
By the way, drama ini kayaknya 80% isinya soal kesedihan dan bikin nangis (karena dilihat dari rekam jejak penulisnya, emang dia selalu nulis kisah yang sedih kayak Wedding Dress atau Kim Ji Young Born:1982) dan 20%-nya adalah kekoplakan persahabatan mereka bertiga. Jadi, siapin tisu banyak-banyak ya kalau mau nonton drama ini sampai selesai.
Sebenarnya ada banyak banget scene bermakna di drama ini. Tapi ada pula scene yang menurutku nggak sesuai. Kayak scene dokter yang juga sunbae-nya Mijo malah ngasih tahu hasil MCU-nya Chan Young ke Mijo terlebih dahulu bukan ke Chan Young, orang tua, atau walinya. Man, hasil tes dan bahkan informasi soal data kesehatan pasien bukannya confidental ya? Hanya pasien atau keluarganya yang bisa mengaksesnya. Ini kok malah temannya duluan?
Aku tahu adegan ngasih tahu hasil MCU ini penting dan jadi scene penentu scene-scene berarti lain setelahnya. Tapi jadi kurang indah kesannya karena dibuka sama scene yang HAH banget. Sorry to say ya.
Trus Chan Young kan didiagnosis kanker pankreas stadium akhir tapi dia bahkan nggak menyadarinya sama sekali. Dalam drama ini, nggak dilihatin sih ada gejalanya atau nggak. Tapi karena topik kanker pankreas ini cantelan penting untuk drama ini, kenapa nggak diselipin gejalanya sedikit-sedikit, misalnya Chan Young yang BB-nya nggak naik-naik atau dia nggak nafsu makan berkepanjangan.
Sebenarnya aku nggak mau membandingkan sih. Tapi Jang Mi Sook di Now We’re Breaking Up lebih realistis sakitnya karena badannya makin hari makin kurus, sering sakit, mual, dan bahkan nggak bisa makan sama sekali. Kalau di sini, 6 bulanan sebelum meninggal bahkan Chan Young masih segar-bugar.
Walaupun masih ada kekurangan di sana-sini, but drama ini worth to watch banget. Apalagi yang punya sahabat udah lama banget pasti relate sama dramanya. Nonton drama ini tuh emosi jadi rollercoaster banget, sebentar-sebentar sedih, sebentar-sebentar ketawa, sebentar-sebentar baper, gitu aja terus.
Selamat nonton dan iri dengan wajah eonni-eonni usia 40-an tapi rasa 20.